9 Festival Yang Paling Menarik Di Sapa – Lao Cai

Kalau berwisata ke Sapa khususnya pada waktu akhir tahun, Anda akan memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam festival–festival yang unik orang-orang di sini. Setiap festival mempunyai ciri-ciri budaya kelompok etnis masing-masing, agak aneh tetapi sangat menarik.

1. Festival Menari

Festival menari adalah festival penting dan dipersiapkan dengan baik oleh orang-orang Dao Ta Van, festival ini biasanya diadakan pada tanggal 1 atau 2 Tahun Baru Imlek. Makna terutama dalam upacara ini adalah berdoa untuk “manusia yang damai dan makmur”, “memperingati leluhurnya”. Kegiatan – kegiatan dalam ritual bersembah sangat unik dengan 14 tarian pemuda dari para lelaki terpilih, atau ritual- ritual unik yang lain dilakukan oleh pendeta.

Festival menari ini berlangsung dari akhir waktu Naga hingga waktu Ayam dengan kombinasi bentuk- bentuk seni rakyat. Itu adalah seni tarian terjalin dengan seni musik. Itu adalah sejenis seni menceritakan tentang kisah leluhur dan jasa leluhurnya. Selain itu, festival ini juga adalah seni plastik dengan semua jenis lukisan pemujaan, lukisan potongan kertas, patung kayu ,… Kegiatan festival orang Dao Merah Ta Van kaya akan identitas, unik dan dijiwai dengan kemanusiaan.

Dalam festival tersebut, ada juga acara menyanyi pertukaran cinta antara anak laki-laki dan perempuan di desa dan permainan – permainan yang kaya akan kebudayaan dari etnis – etnis minoritas seperti: melempar bola Con, menutup mata sambil menangkap kambing, mendorong tongkat, memanjat pilar berlemak, persi atas jembatan bambu,… menarik banyak wisatawan domestik serta internasional untuk datang dan menjelajah

2. Festival “Nhan Song” Dan “Nao Song”

Ini adalah festival orang Dao Merah di desa Giang Ta Chai (Ta Van – Sapa) mempunyai nilai pendidikan tinggi bagi penduduk desa dan pencegahan deforestasi. Kini, upacara ini hanya diadakan ketika hutan banyak dihancurkan, kerbau dan kuda bebas berkeliaran dan menghancurkan kebun dan tanaman rakyat. Selama upacara Chau chieu, kepala penjaga hutan yang dipilih oleh penduduk desa akan berdiri untuk mengumumkan undang-undang untuk mencegah deforestasi dan menghukum siapa yang melanggarnya. Setelah penduduk desa selesai mendiskusikan Chau Chieu akan menggabungkan ide-ide itu menjadi konvensi, masing-masing orang harus menaatinya secara sukarela.

Orang etnis Hmong di Seo Mi Ty, di Den Thang Ta Van serta Lao Chai, Hau Thao, sebelumnya mengadakan festival serupa yang disebut “Nao Song”, hari penyembahan biasanya adalah tanggal Naga Januari. Isi upacara “Nao Song” telah memperluas cakupan penyesuaian daripada orang etnis Dao. Selain melindungi hutan, memerangi penggembalaan ternak secara bebas, konvensi ini juga membahas tentang masalah pencegahan pencurian, perlindungan tanaman, bantuan timbal balik, dll.

3. Festival Gao Tao orang etnis Mong di Sapa

Festival ini dibuka dengan tujuan: berdoa berkat atau berdoa nasib. Sesuatu keluarga yang tidak memiliki anak, sedikit anak, atau kurang anak laki-laki, akan meminta dukun mengadakan upacara ini untuk mendoakan berkat. Ada orang yang sering sakit atau anak-anaknya yang lemah, bahkan meninggal, panen, dan hewan berangsur-angsur pudar, dan dia juga meminta dukun untuk mengadakan upacara Cao Tao untuk berdoa nasib. Festival ini juga biasanya diadakan pada waktu awal tahun.

Di tempat lain, festival Gao Tao hanya diselenggarakan oleh suatu keluarga dalam desa dengan mintaan untuk memiliki anak. Akan tetapi, di komune San Sa Ho, festival Gao Tao yang sudah lama diselenggarakan oleh otoritas komune, jadi menarik lebih banyak jumlah orang yang hadir.

Gao Tao Festival dan beberapa festival tradisional lainnya yang diselenggarakan oleh masyarakat etnis- etnis minoritas di Sapa pada awal musim semi juga merupakan produk wisata yang unik dari pegunungan Sapa bagi para wisatawan dari tempat yang lain.

Ini juga merupakan kegiatan untuk menghormati pelestarian serta promosi identitas budaya nasional dan memperkenalkan pengunjung fitur budaya tradisional dari kelompok etnis Mong San Sa Ho.

4. Festival ke sawah di Sapa

Festival ke sawah pada awal musim semi dari orang Tay dan Dao di komune Ban Ho – Sapa (Lao Cai) biasanya dibuka pada pagi hari tanggal 8 Tahun Baru Imlek menarik banyak penduduk lokal dan wisatawan dari mana-mana, ada banyak turis asing mengikuti acara dan menemukan budaya unik masyarakat di kawasan Dataran Tinggi Vietnam Utara.

Festival dimulai dengan tarian unik dan pertunjukan rakyat Tay dan Dao. Tapi yang paling luar biasa, paling lucu, paling banyak orang yang mengikuti adalah pertunjukan Xoe, ketika suara terompet dibunyikan, gadis-gadis etnis Tay akan memulai acara dengan gerakan Xoe yang anggun, professional dan mengundang penonton untuk mengikuti dalam suara alat- alat musim unik.

Ketika pertunjukan Xoe selesai, semua orang pergi ke area permainan. Permainan di sini sebagian besar adalah permainan rakyat. Pertama adalah permainan melempar Con, ada dua pasang pria dan wanita cantik yang terhormat dipilih untuk melempar bola Con, lalu semua orang akan mengikuti. Permainan melempar berlanjut sampai kapan bola itu dilemparkan lewat sebuah lingkaran. Berikutnya adalah permainan seperti mendorong tongkat, tarik tambang, berputar, memukul bola, menutup mata sambil menangkap kambing, memanjat pilar berlemak …

Festival ke sawah tersebut sebagai acara memberikan masyarakat Ban Ho- Sapa energi dalam kegiatan produksi, konstruksi, dan pelestarian identitas budaya.

5. Festival Roong Pooc etnis Giay

Setiap tahun pada bulan Januari kalender lunar, orang etnis Giay di Ta Van (distrik Sapa) akan mengorganisasi festival Rooong Pooc untuk berdoa agar panen yang baik, orang-orang yang makmur, cuaca yang baik. Meskipun festival ini merupakan festival etnis tradisional etnis Giay Ta Van, tetapi selama bertahun-tahun terakhir ini telah menyebar dan menjadi festival umum seluruh lembah Muong Hoa. Dalam festival itu, selain ritual- ritual yang unik, ada juga permainan, menari dan pertunjukan alat- alat musik seperti drum dan terompet Pi le.

6. Festival menyambutkan jiwa beras baru (New Rice Festival)

Ritual “menyambut jiwa beras baru” punya orang Xa Pho memiliki identitas yang sangat unik. Pada hari mulai festival beras baru, semua beras lama punya keluarga akan disimpan ke dalam rumah gudang, rumah yang mereka tinggal harus dibersihkan dengan makna menyambut jiwa beras yang baru datang ke rumah agar menggantikan panen yang lama. Pada saat itu, keluarga akan suruh para wanita cantik dan sehat untuk memotong padi baru, biasanya adalah istri dan anak perempuan tuan rumah.

Orang-orang yang “terhormat” dimilih untuk memotong padi akan bangun lebih awal dari biasanya, mengenakan pakaian baru dan pergi secara diam-diam ke sawah, dan memotong padi, mereka tidak boleh memberi tahu orang lain dan pentingnya mereka harus menjauhkan diri dari pertemuan dengan penduduk dalam desa di jalannya. Jika mereka melihat seseorang, mereka harus menghindari, karena kegiatan memotong padi baru bukan hanya memotong padi untuk dibawa pulang, tetapi ini adalah ritual untuk menyambutkan jiwa beras ke rumah, sehingga semua kegiatannya dilakukan secara diam-diam. Ketika memotong padi, pemotongan harus menghadap ke sebelah timur yang  ada fajar dengan makna proliferasi pada musim berikutnya. Sampai pagi berikutnya, mereka menubuk ikat- ikat padi yang baru itu menjadi beras, dan memasak nasi baru untuk menyembah leluhurnya.

Selama waktu makan itu, tuan rumah harus menuangkan anggur tiga kali, semua orang harus minum tiga kali untuk tepat dengan ritual lalu bisa bebas saling mengundang dan mengucapkan selamat. Semua orang merentangkan tangannya di sekitar api dan bersama-sama mengangkat cangkir anggur, berdoa hal- hal yang terbaik untuk keluarganya, semoga tanaman cepat besar, panen yang baik, dan kehidupan keluarga yang bahagia dan makmur.

7. Festival bunga pisang Xa Pho

Festival bunga pisang orang Xa Pho dan Lao Cai diadakan pada tanggal 9 September setiap tahun untuk berdoa bagi hasil panen yang baik, ternak dan ungags sehat dan cepat besar, masyarakat yang lebih makmur dan bahagia.

Selama festival, yang paling menarik adalah tarian-tarian tradisional, gerakan tarian menggambarkan adegan bekerja dan kehidupan sehari-hari, dibawa oleh masyarakat ke festival dengan keinginan memiliki kehidupan yang senang dan bahagia.

Dalam upacara, pohon pisang harus didirikan dengan banyak bunga dan buah-buahan di tengah tempat mengadakan upacara, kemudian tambah merangkai bunga yang lain ke pada batang pisang itu. Semua orang akan berkeliling pohon pisang untuk menari berdoa, menawarkan beras yang baru dan makanan- makanan khas pegunungan asli mereka. Tarian ini juga menggambarkan kegiatan seperti: memanen padi, berburu, menangkap ikan, dan lain- lain

Festival bunga pisang adalah tempat untuk semua orang berkumpul main bersama, berdoa, menyanyi dan menari, mengekspresikan semangat solidaritas, mengucapkan terima kasih kepada nenek moyang, dan berusaha untuk bangkit dalam kehidupan dan berkerja orang-orang etnis Xa Pho.

8. Festival pembersihan desa orang Xa Pho

Setiap tahun, orang-orang Xa Pho mengadakan upacara pembersihan desa pada hari Kuda atau kambing bulan Februari kalender lunar dengan tujuan membawakan semua orang kebahagiaan dan damai pada tahun baru, tanamannya subur dan ternaknya tidak sakit sampai mati. Selama upacara pembersihan desa, setiap orang menyumbangkan babi, ayam, kambing, anjing, beras, dll untuk membuat persembahan hantu, dukun akan bersembah, sedangkan penduduk dalam desa akan melukis wajah mereka dan menari untuk berdoa perdamaian. Waktu akhir upacara, semua orang akan menikmati makanan dan minuman bersama. Semua makanan yang ditawarkan kepada hantu harus dihabiskan, tidak boleh dibawa ke desa.

9. Festival Trum Chan (Festival menutup selimut)

Festival Trum Chan adalah festival unik orang Ha Nhi, distrik Bat Xat, provinsi Lao Cai. Ini adalah festival menyembah dewa angin dan bumi, juga dikenal dengan nama Kho Igia Igia. Festival ini diadakan pada bulan keenam kalender lunar setiap tahun selama 3 hari,

Di dalam festival, lelaki tua akan memainkan alat- alat musik, wanita tua akan menari, sedangkan para lelaki dan perempuan muda akan bernyanyi bersama. Seiring dengan tarian, festival ini juga ngadakan permainan – permainan seperti : ayunan tali, kincir ria dan nyanyian cinta … ini adalah kesempatan bagi anak laki-laki dan perempuan di desa untuk bertemu dan saling mengenal.

Selain ritual- ritual dan permainan rakyat yang populer, festival ini juga memiliki kegiatan yang aneh dan sangat unik, yang merupakan Trum chan ( menutup selimut). Sebelum pergi ke festival ini, anak laki-laki yang belum pernah menikah akan membawa sebuah selimut yang baru. Sampai sana, mereka menyembunyikan selimut itu di ceruk, semak-semak atau kadang-kadang … di baju.

Di festival itu, pemuda- pemuda lekaki itu berpartisipasi dengan antusias dan aktif, terutama dengan permainan yang membutuhkan semua kemampuannya untuk menarik perhatian perempuan. Ketika melihat gadis yang dia suka, lelaki akan mengambil selimut yang disembunyikan untuk menutupi kepala gadis itu, dan ajak gadis itu ke tepi hutan, tepi sungai atau di suatu tempat, keduanya duduk dan mengobrol bersama.

Setelah itu, jika mereka merasa tidak dapat melanjutkan cinta, maka mereka akan putus dan tidak pernah mengulangi cerita itu lagi. Jika keduanya merasa saling puas, tunggu sampai pagi hari lelaki akan membawa gadis itu untuk “bersembunyi” di rumahnya. Beberapa hari kemudian, keluarga lelaki akan ke rumah gadis itu untuk meminta keluarganya mengizinkan pasangan itu bebas saling cari tahu dengan tujuan pernikahan. Kini, di banyak tempat di Ha Nhi, tradisi mempertahankan selimut masih dipertahankan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya pada festival- festival budaya etnis minoritas. Ini adalah budaya tradisional dengan identitas Ha Nhi, sangat umum tetapi sangat spesifik.