Hoi An – Kota Kuno Yang Tempat Waktu Berhenti

Seperti kehidupan selalu kedamaian dan pelan-pelan di dalam kota Hoi An. Berlokasi secara tenteram di tepian sungai Thu Bon, kota Hoi An, provinsi Quang Nam punya kompleks  arsitektur  unik  dengan  jalan-jalan  kuno yang terdiri dari rumah-rumah dengan bentuk pipa  yang bersebelahan satu sama lain  dan sudah berusia  lebih dari 300 tahun. Atap-atap ubin dengan lumut, jalan-jalan berwarna-warni dengan lentera, papan-papan dipahat dengan canggih, sungai Thu Bon berliku…semuanya memberikan kita kembali ke abad dulu, sederhana tapi tidak kurang pesona.

Hoi An terlerak dimana?

Kota kuno Hoi An terletak di propinsi Quang Ninh, jaraknya dari kota Da Nang sekitar 30km. Luasannya hanya 2,2 kilometer persegi. Hoi An ada 1360 sisa termasuk 1068 rumah kuno, 11 sumur kuno, 38 gereja, 19 klenteng, 43 kuil, 23 balai desa, 44 kuburan khusus dan sebuah jembatan. Meskipun keruangan dan waktu selalu bergerak, kota kuno Hoi An masih mempertahankan keindahan yang paling kuno.

Hoi An ada arsitektur yang sangat khusus:

Hoi An – pagoda-pagoda yang ratusan umurnya. Semuanya dibangunkan pada abad XVII sampai abad XVIII, sudah menjadi tempat yang sangat menarik waktu mengunjungi Hoi An. Namun yang paling mengesankan adalah Japanese bridge (dipanggil Chua Cau), pagoda terkenal dengan gaya arsitektur aneh yang membentuk simbol kuil Hoi An. Ini juga dipanggil kuil Jepang, karena dibangun dalam gaya Jepang. Tapi setelah banyak kali restorasi, itu semakin lama semakin ada keindahan kebudayaan Vietnam – Cina. Pagoda ini panjang sekitar 18m, ada atap terbuat dari kayu dengan cat yang diukir dengan teliti, melengkung melewati anak sungai yang mengalir ke sungai Thu Bon. Kuil ini tidak memiliki patung Buddha, dalam antaranya ada patung kayu dewa Bac De Tran Vu. Penduduk setempatnya bercaya dewa akan memberkati mereka selalu sehat, bahagia, sukses dan tidak ada bencana alam.

Aula pertemuan punya orang Tionghoa (rumah kuno) juga adalah tempat yang khusus dalam kota kuno Hoi An. Arsitekturnya sangat megah, dengan dekorasi yang rumit, bingkai kayu berlapis emas, patung mewah, dan dekorasi berwarna-warni. Ini adalah tempat untuk kegiatan komunitas berkumpul dan juga adalah cara orang-orang Tionghoa di Hoi An mengingat asal mereka.

Terkenal sebagai pelabuhan komersial dari zaman kuno, tempat perdagangan dari Jepang, Cina, India, Belanda … jadi Hoi An ini adalah tempat pertemuan banyak budaya di dunia. Kita bisa melihat banyak kepercayaan bangsa yang lama, bersama peradaban yang diimpor, menciptakan identitas yang unik, berbeda tetapi gaya hidup yang sangat sederhana.

Jembatan Jepang

Terutama pada malam ke-14 (dalam kalender Lunar), festival lentera akan diadakan di jalan-jalan pada malam. Hoi An tidak memiliki cahaya lampu listrik,  di mana-mana orang melihat sinar bulan dan sinar lentera sangat romantic. Lebih banyak orang suka adalah menjatuhkan bunga di sungai. Bunga cahaya membawa emosi, kesedihan orang-orang yang mengalir air. Hoi An sekarang lebih indah dari sebelumnya, pertunjukan Hoi An yang seperti mimpi, penuh romansa tetapi juga penuh nostalgia.

Makanan di Hoi An:

Hoi An sangat kecil, tetapi tidak kekurangan makanan yang enak. Ada nasi ayam Pho Hoi, Cao Lau Hoi An (sejenis mie), banh bao – banh vac, banh beo Hoi An, banh dap – hen xao, banh xeo, mi quang, hoanh thanh, banh uot…akan membuat wisatawan yang dating tidak mau meningalkan.

Hoi An cantik begitu. Semoga kota ini tetap begitu, sehingga orang hari ini dan besok juga masih memiliki kesempatan untuk menikmati keindahan dari kebudayaan kuno, ada satu tempat yang bisa datang waktu merasa lelah dengan kesibukan kehidupan.